Powered by Blogger.
Home » , , » Festival Seni Kalimas 2016, Sarat Budaya, Kesenian & Magis

Festival Seni Kalimas 2016, Sarat Budaya, Kesenian & Magis

Written By Agussismery on Sunday 30 October 2016 | 20:41:00

Mendung tipis menyelimuti langit Surabaya sore ini. 28 Oktober 2016, pembukaan Festival Seni Kalimas yang berlangsung di Monkasel Surabaya digelar sampai dengan Minggu 30 Oktober 2016. Dari ujung zebra cross menuju Monkasel sudah terlihat orang-orang yang sibuk dengan kanvas dihadapan mereka. salah satu acara festival ini adalah 1000 lukisan on the road. Berbagai usia dan kalangan antusias mengikuti acara ini. Mereka duduk di trotoar, taman, bahkan di pinggiran sungai kalimas.





Ada salah seorang Bapak yang menarik banyak minat para pengunjung. Lukisan Bapak ini berbeda, saat ditelusuri ternyata beliau membuat karya seni dari bungkus plastik sisa makanan atau kopi yang digunting dan disatukan sesuai dengan tekstur dan warna. Sungguh menakjubkan, sepertinya cara ini bisa mengurangi limbah plastik.

Beberapa saat kemudian datanglah rombongan arak-arakan air Ampel yang diiringi Jaranan dan Bantengan padepokan Turonggoseto Kinasih, Pasuruan. Mereka menampilkan kesenian Jaran Kepang dan Bantengan yang sarat dengan nuansa magis. Pertunjukan ini sedikit membuat macet arus lalu lintas, namun menarik minat banyak pengunjung. Bagaimana tidak, saat ini sudah jarang pertunjukan jaran kepang ditampilkan.

Sekitar pukul 16.40, Gus Ipul sebagai wakil dari Gubernur yang berhalangan hadir, disambut kedatangannya dengan pertunjukan Bantengan. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian pembacaan doa yang bahasanya “nyastra” sekali. Sangat indah didengar telinga.




Dilanjutkan dengan ketua Dewan Kesenian Jatim, Bapak Taufik Hidayat. Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa Seniman adalah aset negara untuk melestarikan budaya. Tak perlu melihat tampilan luarnya, tapi lihatlah perjuangannya untuk melestarikan budaya juga kepedulian terhadap lingkungan. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan acara ini untuk membuktikan bahwa para seniman peduli dengan budaya juga terhadap lingkungan terutama sungai. Pada kesempatan ini beliau juga memberi kritik terhadap pemerintah pemprov Jatim bahwa air sungai Kalimas yang digunakan sebagai sumber air minum oleh PDAM, masih mengandung 30% polusi akibat limbah industri dan rumah tangga.


Bukan Gus Ipul namanya jika tidak dikerubuti untuk dimintai foto bersama, tiga anggota Love Suroboyo yang meliput acara pun juga kebagian foto bersama. Hadirnya anggota Love Suroboyo pada acara pembukaan festival ini menandakan bahwa komunitas ini tidak hanya peduli pada sejarah dan lingkungan, juga peduli pada budaya dan kesenian yang merupakan salah satu bagian dari sejarah pula.

Penulis By : Umik23
Sumber : look



0 komentar:

Post a Comment

Facebook

Popular Posts

Blog Archive