Mendung tipis menyelimuti langit Surabaya
sore ini. 28 Oktober 2016, pembukaan Festival Seni Kalimas yang
berlangsung di Monkasel Surabaya digelar sampai dengan Minggu 30 Oktober
2016. Dari ujung zebra cross menuju Monkasel sudah terlihat orang-orang
yang sibuk dengan kanvas dihadapan mereka. salah satu acara festival
ini adalah 1000 lukisan on the road. Berbagai usia dan kalangan antusias
mengikuti acara ini. Mereka duduk di trotoar, taman, bahkan di
pinggiran sungai kalimas.
Ada salah seorang Bapak yang menarik banyak
minat para pengunjung. Lukisan Bapak ini berbeda, saat ditelusuri
ternyata beliau membuat karya seni dari bungkus plastik sisa makanan
atau kopi yang digunting dan disatukan sesuai dengan tekstur dan warna.
Sungguh menakjubkan, sepertinya cara ini bisa mengurangi limbah plastik.
Beberapa saat kemudian datanglah rombongan
arak-arakan air Ampel yang diiringi Jaranan dan Bantengan padepokan
Turonggoseto Kinasih, Pasuruan. Mereka menampilkan kesenian Jaran Kepang
dan Bantengan yang sarat dengan nuansa magis. Pertunjukan ini sedikit
membuat macet arus lalu lintas, namun menarik minat banyak pengunjung.
Bagaimana tidak, saat ini sudah jarang pertunjukan jaran kepang
ditampilkan.
Sekitar pukul 16.40, Gus Ipul sebagai wakil
dari Gubernur yang berhalangan hadir, disambut kedatangannya dengan
pertunjukan Bantengan. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia
Raya kemudian pembacaan doa yang bahasanya “nyastra” sekali. Sangat
indah didengar telinga.
Dilanjutkan dengan ketua Dewan Kesenian
Jatim, Bapak Taufik Hidayat. Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa
Seniman adalah aset negara untuk melestarikan budaya. Tak perlu melihat
tampilan luarnya, tapi lihatlah perjuangannya untuk melestarikan budaya
juga kepedulian terhadap lingkungan. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan
acara ini untuk membuktikan bahwa para seniman peduli dengan budaya
juga terhadap lingkungan terutama sungai. Pada kesempatan ini beliau
juga memberi kritik terhadap pemerintah pemprov Jatim bahwa air sungai
Kalimas yang digunakan sebagai sumber air minum oleh PDAM, masih
mengandung 30% polusi akibat limbah industri dan rumah tangga.
Bukan Gus Ipul namanya jika tidak dikerubuti
untuk dimintai foto bersama, tiga anggota Love Suroboyo yang meliput
acara pun juga kebagian foto bersama. Hadirnya anggota Love Suroboyo
pada acara pembukaan festival ini menandakan bahwa komunitas ini tidak
hanya peduli pada sejarah dan lingkungan, juga peduli pada budaya dan
kesenian yang merupakan salah satu bagian dari sejarah pula.
Penulis By : Umik23
Sumber : look
Home »
Berita
,
Dokumentasi
,
Komunitas
» Festival Seni Kalimas 2016, Sarat Budaya, Kesenian & Magis
0 komentar:
Post a Comment